Siang
itu kelas terlihat gaduh, karena guru yang mengajar siang ini berhalangan
hadir. Di sudut kelas terlihat seorang gadis sedang tertidur pulas, tanpa
menghiraukan kondisi kelasnya yang gaduh. Ia lah, Joshepin. Di depannya ada dua
orang teman sekelas Jojo-panggilan akrab gadis itu-, sedang asik
membicarakannya. “Hei, lihat. Jojo pasti sedang memimpikan Alfa tuh.” Ucap Mia,
salah satu dari kedua teman sekelas Jojo.
“Tau dari mana kamu?” Gita bertanya.
“Taulah. Kan tipe cowok idaman si
Jojo itu yang dingin dan misterius kayak si Alfa itu.” jawab Mia, lalu keduanya
menertawakan teman mereka itu.
Dari luar kelas tiba-tiba Kevin
berteriak dan mengagetkan seisi kelas, termasuk juga Jojo yang langsung
terbangun. “Hei, Alfa baru saja menolak cinta Dara.” Ini sudah kali kelima di
tahun ini ada kabar penolakan dari sang pangeran es –Alfa-. “Dara yang model
majalah itu?” tanya Nuno teman sekelas Jojo dan juga Alfa.
“WAA...AAAH..!!!” sontak seisi kelas
takjub mendengar berita itu. Termasuk juga Jojo yang dari awal masuk sekolah
ini sudah mengidolakan Alfa. Nyalinya semakin menciut setelah mendengar kabar
itu. Seorang model, yang sudah pasti cantik dan modis saja bisa di tolak
cintanya oleh Alfa. Bagaimana dengan dirinya yang hanya seorang cewek biasa,
yang tidak terkenal juga.
Jojo mendengus lesu, teman-temannya
–Mia dan Gita- langsung memandangi Jojo. “Jangan patah semangat, Jo. Kita yakin
masih ada jalan buat kamu deketin Alfa. Lagipula, kamu kan juga satu kelas
dengan Alfa. Beda kan kalo sama si Dara itu.” ucap Gita.
“Aduh... kalian nih apa-apaan sih.
Aku nggak suka kok sama Alfa. Mohon kalian jangan salah paham” ucap Jojo
berbohong. Dari ucapan Jojo tadi, teman-temannya tak lantas percaya begitu
saja. Mereka masih yakin bahwa Jojo memang menyukai sang pangeran es itu.
{ { {
Pagi itu tidak seperti
biasanya Jojo terlambat bangun dan kesiangan. Dia juga sudah ditinggal oleh
kakaknya. Terpaksa ia harus naik bus ke sekolah. Ada bus terakhir sebelum ia
nanti bisa terlambat, dan di dalam bus itu sudah penuh. Tapi apa boleh buat,
dari pada nanti dirinya terlambat. Lebih baik tersiksa sebentar di dalam bus,
akhirnya Jojo memutuskan untuk naik.
Jojo menerobos masuk ke dalam bus
tersebut, tak disangkanya Alfa juga berada di dalam bus itu, dan sekarang
sedang berdiri di depan Jojo. Alfa menatap Jojo lekat, jarak mereka hanya
beberapa sentimeter saja karena bus penuh sesak. Jojo hanya diam dan pura-pura
tidak tahu bahwa ada Alfa di depannya.
“Pagi, Jo. Sering naik bus?”
tiba-tiba Alfa bertanya pada Jojo. Jojo tak menyangka bahwa Alfa mengenal
dirinya. Jojo tak langsung menjawab, dirinya masih takjub mendengar Alfa
bertanya demikian.
“Ah, nggak. Aku jarang naik bus,
paling kalo kesiangan baru naik bus.” Jawab Jojo. Di depannya Alfa tersenyum
mendengar jawaban Jojo. “Wah, sama dong. Aku juga jarang naik bus, tadi saja
sebenarnya aku naik motor. Tapi ban nya bocor, jadi tadi aku titipin ke bengkel
sepupu aku dulu.” Jojo masih tak menyangka kalau pagi ini ia bertemu dan mengobrol
dengan Alfa. Cowok ini, yang biasanya terlihat dingin di depan cewek-cewek,
sekarang banyak bicara di depannya. “Nggak nyangka, Jo, di bus malah bisa
ketemu sama kamu.” Ucap Alfa lagi sembari tersenyum, yang juga memperlihatkan
lesung pipi cowok itu.
‘Alfa memang tidak seperti yang
Mia, Gita, dan teman-teman lain bilang. Aku jadi semakin suka.’
Sampai di sekolah, Alfa masih sempat
tersenyum pada Jojo sebelum kemudian ia pergi bersama teman-temannya.
“Ciieee... Kok Alfa bisa tiba-tiba
senyum sama kamu, Jo?” Tiba-tiba dari arah belakang Mia dan Gita mengagetkan
Jojo yang sedang berbunga hatinya.
“Ihh... Apaan sih kalian?! Biasa aja
kok, bukan sama aku tuh senyumnya,” sangkal Jojo.
Siangnya di perpustakaan Jojo sedang
asik membaca buku, tiba-tiba Alfa langsung duduk di depannya. Alfa memberikan
sesobek kertas, yang di dalamnya tertulis :
‘Aku mau ngomong sebentar, bisa kita pidah dari sini?’
Jojo
menengok ke Alfa, dan sesaat kemudian mengangguk. Mereka pindah ke bangku yang
letaknya agak di pojok perpustakaan dan disana memang sedikit sepi. “Ada apa?”
tanya Jojo lirih.
“Begini, aku punya dua tiket ke
taman bermain akhir minggu ini. Dan aku bingung mau mengajak siapa? Kakakku
sudah ada janji dengan temannya. Bagaimana dengan kamu?” Alfa menjelaskan,
bahwa dirinya ingin mengajak Jojo untuk pergi dengannya.
Jojo terkejut mendengar Alfa malah
mengajaknya, ‘kok Alfa malah ngajakin aku ya? Kenapa nggak cewek-cewek yang
pernah deketin dia?’ . Karena masih bingung memikirkan mau menerima ajakan
Alfa itu atau tidak, akhirnya Jojo hanya diam.
“Kamu tidak bisa pergi ya, Jo?”
tanya Alfa lagi untuk memastikan.
“Ah... maaf. Aku bisa kok, memang jam
berapa kita mau pergi?” ucap Jojo.
“Syukurlah, kalo kamu memang bisa.
Aku pikir, kamu akan menolak ajakanku ini. Mungkin kita pergi sekitar jam 10
pagi. Nanti aku jemput ke rumah kamu, bagaimana?”
“Iya. Aku bisa. Lho, memangnya kamu
tahu rumahku?” tanya Jojo.
Alfa mengangguk, “ taulah. Bukannya
rumah kita hanya beda 1blok ya?”
‘Wah, dia tau. Memang benar
rumahnya dengan rumahku hanya beda 1blok saja.’ “Oh, ku pikir kamu tidak tahu, makanya aku
bertanya seperti itu.” jawab Jojo.
To be
continued....